Bagaimana Menentukan Harga Produk di marketplace

Hotma Silalahi, S.T, M.T
Widyaiswara – UPT Pelatihan Koperasi dan UKM Prov.Jatim

Bagaimana penentuan harga produk di marketplace? mengapa harganya kerap kali jauh lebih murah dibanding dengan produk-produk di toko offline? Mungkin itu yang ada dibenak pelaku UMKM. Banyak faktor yang mengakibatkan hal tersebut diantaranya biaya distribusi barang yang semakin kecil jika dijual online, pangsa pasar yang sangat besar,, biaya operasional yang lebih murah dan lain sebagainya.

Pertimbangan utama pelaku UMKM dalam menentukan harga adalah biaya produksi dan bisnis, sasaran pendapatan, hingga harga pesaing. Dengan begitu banyaknya promosi yang ada di marketplace, seperti ongkos kirim gratis, cashback, beli 1 gratis 1, potongan harga dan promosi laiinya membuat penjual harus lebih jeli dalam menentukan harga produk. Jangan sampai mengalami kerugian padahal penjualan sudah bagus karena tidak memperhitungkan promosi-promosi yang diikuti.

Selanjutnya bagaimana penentuan harga yang wajar dan sesuai keuntungan yang ingin diperoleh, Ada baiknya penjual membuat pedaoman dengan menetapkan harga jual terendah dan tertinggi untuk suatu produk. Contohnya jika penjual ingin mendapatkan keuntungan 25% hingga 50% dari sebuah produk masker kain yang Harga Pokok Penjualannya (HPP) misalnya Rp. 20.000,00. Berdasarkan HPP tadi tetapkanlah harga jual di marketplace dalam retang Rp.25.000,00 (keuntungan 25%) hingga Rp.30.000,00 (keuntungan 50%). Berapa besar keuntungan yang diharapkan tentu saja tergantung penjual, Apapun tujuan penetapan harga tertinggi dan terendah adalah agar penjual tahu merencanakan harga produknya. Perlu diingat harga produk di marketplace sangat kompetitif dan bisa berubah sangat fluktuatif dalam hitungan detik, menit, jam hingga harian karena begitu banyaknya program dan promo yang ditawarkan marketplace. Andalah yang menentukan seberapa besar keuntungan yang diiharapkan. Pertimbangan penentuan harga juga macam-macam, ada yang menetapkan persentase dari harga produk pesaing, ada yang berdasarkan pangsa pasar, dan berdasarkan jenis produk dan lainnya.

Sebagai penjual kita akan terbiasa dengan program-program di marketplace yang kerapkali berhubungan dengan keuntungan yang akan dihasilkan. Jangan karena terbuai ikut program dan promo akhirnya toko kita bukannya mendapatkan keuntungan akan tetapi sebaliknya mengalami kerugian. Sudah banyak contoh penjual yang gulung tikar di marketplace akibat kurang memperhatikan programprogram yang diikuti. Agar terhindar dari kejadian tersebut kita dapat membuat sebuah matriks atau tabulasi berapa keuntungan yang kita dapatkan ketika mengikuti program-program di marketplace. Hal yang penting dipahami adalah penjual harus tahu ketentuan dari program yang diikutinya.

Kita lanjutkan dengan contoh masker di atas. Misalnya pada satu kesempatan pembeli melakukan transaksi di toko memanfaatkan program gratis ongkos kirim dan diskon toko secara bersamaan. Kita misalkan saja di Tokopedia ketentuan program gratis ongkos kirim didalam satu pulau menisyaratkan bahwa pembelian diatas 50 ribu mendapatkan gratis ongkos kirim maksimal 20 ribu yang ditanggung bersama antara toko dan marketplace. Penjual akan menanggung biaya layanan bebas ongkos kirim 3% (maksimal Rp. 10.000 per kuantitas produk yang dijual) kemudian sisanya dibebankan ke marketplace. Contohnya jika penjual menetapkan harga masker diatas sebesar 25.000 (keuntungan 25%). Karena pembeli membeli 2 buah masker dengan harga total 50.000, maka pembeli berhak mendapatkan potongan ongkos kirim sebesar 20.000. Misalnya saja total ongkos kirim yang untuk transaksi tersebut adalah 22.000. Berapa subsidi ongkir yang dibebankan ke penjual? Misalnya marketplace menetapkan Nilainya 3% dari total harga transaksi barang. Berarti 3 % dari 50.000 atau sebesar 1.500. berarti jika ongkos kirim sebesar 25.000 maka penjual akan menanggung sebesar 1.500, dan marketplace sebesar 18.500 dan pembeli sebesar 2.000. Bagaimana jika 3% nilainya lebih dari 10.000 misalnya 15.000 maka yang ditanggung pembeli maksimal hanya 10.000 Kita lanjutkan lagi contoh diatas misalnya penjual memberi diskon toko sebesar 5% maka subsidi yang dibayar pembeli adalah 5% dari 50.000 atau senilai 2.500. Apakah hasil penjualan kita hanya terpotong ongkir dan diskon toko saja? Ternyata setiap transaksi di marketplace dikenakan biaya layanan yang nilainya bervariasi dari 0,5 % hingga 3 % dari total transaksi. Jika misalnya toko kita masih tergolong toko regular maka kita akan dikenakan biaya layanan 0,5% dari 50.000 atau 250. Maka untuk satu transaksi sebesar 50.000 maka potongan yang kita dapatkan sebesar 1.500 + 2.500 + 250 = 4.250 atau 8,5%. Berdasarkan contoh diatas keuntungan penjual yang diharapkan 25% ternyata tergerus hanya menjadi 25%-8,5% = 16,5%.

Berikut ini adalah tabulasi yang dapat digunakan oleh penjual di marketplace bagaimana menentukan harga jual sesuai contoh penjualan masker di atas.

Penjual dapat menggunakan contoh ini sebagai bahan pertimbangan, semuanya Kembali ke penjual berapa harga produk yang ditetapkan di tokonya mengingat begitu bervariasinya harga produk yang sejenis di marketplace. Sehingga sangat penting untuk menentukan harga jual minimum agar jangan sampai mengalami kerugian.

Besarnya potongan biaya layanan, potongan ongkir bergantung kepada kebijakan marketplace masing-masing. Jadi jangan lewatkan membaca dan memahami setiap promo ataupun program yang kita ikuti di marketplace. Sebaiknya ikuti program atau promo yang kita pahami konsekuensinya bagi kita penjual ataupun pembeli. Ketika penjual banyak ikut program dan promo tentu bisa mendatangkan banyak pembeli akan tetapi konsekuensinya keuntungan akan semakin kecil. Akan tetapi seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa pemasaran melalui marketplace ini prinsipnya sama dengan toko retail, dimana kuantitaslah yang diharapkan untuk mendatangkan keuntungan, artinya walaupun keuntungan perproduk sangat kecil akan tetapi karena volume penjualan besar maka keuntungan juga besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published.